Pengisi Suara dan Animator 'MERAH PUTIH: ONE FOR ALL' Bekerja Tanpa Bayaran
Sumber:Tidak diketahui Waktu tayang:2025-08-14
Pengisi Suara dan Animator 'MERAH PUTIH: ONE FOR ALL' Bekerja Tanpa Bayaran
Penulis:
Editor KapanLagi.com
Diperbarui:Diterbitkan: Talent 'MERAH PUTIH: ONE FOR ALL' Bekerja Tanpa Bayaran (credit: tiktok.com/@neka_kharisma)Kapanlagi.com - Fakta menarik kembali terungkap dari balik layar produksi film animasi 'MERAH PUTIH: ONE FOR ALL'. Sutradara Endiarto membeberkan bahwa seluruh talenta yang terlibat, mulai dari pengisi suara (VO talent) hingga animator, bekerja atas dasar kerelaan tanpa bayaran sepeser pun.
Ia bahkan mengungkap bahwa proses pencarian talenta tidak dilakukan melalui casting profesional. Sebagai gantinya, tim produksi memanfaatkan orang-orang dari lingkaran terdekat demi menekan biaya yang memang tidak ada.
Baca berita lain tentang film MERAH PUTIH: ONE FOR ALL di
Liputan6.com
, yuk! Kalau bukan sekarang, KapanLagi?
Advertisement
1. Tanpa Proses Casting Profesional
youtube.com/@historikafilm
Endiarto menjelaskan bahwa mereka tidak melakukan proses casting profesional untuk mencari pengisi suara. Untuk menekan biaya yang memang tidak ada, mereka memanfaatkan orang-orang dari lingkaran terdekat.
"VO Talent itu adalah dari tim-tim yang ada, orang-orang dekat kita. Kalau cari yang begitu ya sudah pasti lagi, 'Berapa?' Udah kayak endorse kan? Udah kan," kata Endiarto saat ditemui di kawasan Kuningan, Senin (11/8/2025).
(Nggak ada angin, nggak ada hujan. Tiba-tiba
Acha Septriasa dan Vicky Kharisma resmi cerai
!)
2. Cari Individu dengan Visi Sama
tiktok.com/@neka_kharisma
Ia mencari anak-anak dan individu yang memiliki visi yang sama dengan tim produksi. Ia yakin, di antara banyak orang, pasti ada yang mau terlibat murni karena panggilan hati, dan keyakinan itu terbukti.
"Jadi kami cari yang anak-anak memiliki visi pengetahuan. Saya yakin pasti ada, pasti ada, dan terbukti ada," ucapnya.
Advertisement
3. Penolakan Karena Tak Ada Anggaran
tiktok.com/@neka_kharisma
Hal yang sama juga berlaku untuk tim animator. Endiarto mengaku sempat mencoba mendekati beberapa animator profesional dari berbagai kota, namun banyak yang menolak atau merasa tidak sanggup ketika mengetahui proyek ini tidak memiliki anggaran.
"Ada yang bertanya, 'Kenapa nggak menggaet animator yang lain kan banyak?' Ini pertanyaan saya, mau nggak? Karena saya sudah mencoba tahun kemarin dari Jogja, Bandung, Jakarta. 'Mau nggak ini kita bikin film animasi panjang?' Ada yang bilang langsung, 'Nggak mau'," kenangnya.
4. Temukan Animator Sefrekuensi
youtube.com/@historikafilm
Namun, takdir mempertemukannya dengan animator yang tepat, yang ia sebut Pak Bintang. Pertemuan ini menjadi bukti bahwa selalu ada orang yang memiliki frekuensi dan idealisme yang sama di industri kreatif.
"Nggak semua memang. Kami ketemu dengan animator kami, Pak Bintang itu, ya mungkin memang beberapa pasti adalah. Saya yakin dari sekian banyak, pasti ada yang matching. Pasti ada," ujarnya.
5. Bekerja Tanpa Bayaran
tiktok.com/@neka_kharisma
Ketika ditanya apakah para animator dan pengisi suara juga bekerja tanpa dibayar, Endiarto mengonfirmasinya dengan tegas. Menurutnya, semua yang terlibat berada dalam posisi yang sama, berjuang bersama demi sebuah karya.
"Pun animator dan VO Talent ya Pak? VO Talent, animatornya juga sama-sama nggak?" tanya awak media. "Sama semua, nggak ada. Nggak ada yang di depan, bayangin," ujar Endiarto.
6. Sempat Ditolak dan Direvisi
tiktok.com/@neka_kharisma
Namun, Endiarto dan timnya harus melewati serangkaian proses standar yang cukup ketat untuk bisa menayangkan karya mereka di jaringan bioskop terbesar di Indonesia, XXI. Ia menceritakan bahwa pihaknya sempat mendapatkan penolakan awal dan diminta untuk melakukan beberapa revisi teknis.
"Cuma kayak XXI banyak mempertanyakan, kami melakukan standar biasa, surat, itu sampai ada penolakan, ada revisi, kita lakukan," jelasnya.
Secara lebih spesifik, revisi yang diminta berkaitan dengan kualitas Digital Cinema Package (DCP). Pihak bioskop menemukan beberapa aspek yang perlu diperbaiki, seperti kualitas audio yang dinilai kurang pas.
"Bukan ditolak, pertama ditolak, lalu revisi. Revisi DCP. Ada yang suaranya over, ada yang ini. Ya kita perbaiki," jelas Endiarto.
7. Jumlah Layar Terbatas
youtube.com/@historikafilm
Meskipun sempat menghadapi rintangan, tim produksi tidak menyerah begitu saja. Mereka terus berupaya memperbaiki kekurangan sesuai dengan standar yang ditetapkan hingga akhirnya film tersebut layak tayang, meskipun dengan jumlah layar yang terbatas.
"Masih ada kesempatan? Masih, Pak Endi. Oh, sudah. Kalau bilang enggak ada, ya sudah mau apa lagi? Gitu loh, karena kami bisanya gini, kita tidak ada supporting siapapun, backup siapapun enggak ada," pungkasnya, menggambarkan semangat juang timnya.
8. Serba-serbi MERAH PUTIH: ONE FOR ALL
Q: Siapa sutradara film Merah Putih One For All?
A: Sutradara film ini adalah Endiarto.
Q: Mengapa talenta tidak dibayar dalam film ini?
A: Talenta tidak dibayar karena tidak ada anggaran dari korporasi dan semua biaya ditanggung secara pribadi.
Q: Apa yang menjadi motivasi para pengisi suara dan animator?
A: Memiliki visi yang sama dengan tim produksi dan mengikuti panggilan hati.
(FOTO:
Nikita Mirzani teriak-teriak, nangis-nangis sampai lemas dan berakhir ambruk!
)
Berita Foto
+8
Produser 'MERAH PUTIH ONE FOR ALL' Ajak Sineas Lain Ramaikan 17 Agustus dengan Film Kebangsaan
(kpl/far/rsp)