MERAH PUTIH: ONE FOR ALL Dapat Rating 1 dari 10 di IMDB, Banjir Kritik Pedas!
Sumber:Tidak diketahui Waktu tayang:2025-08-18
MERAH PUTIH: ONE FOR ALL Dapat Rating 1 dari 10 di IMDB, Banjir Kritik Pedas!
Penulis:
Guntur Merdekawan
Diterbitkan: MERAH PUTIH: ONE FOR ALL dapat rating 1 di IMDBKapanlagi.com - Film animasi MERAH PUTIH: ONE FOR ALL resmi tayang di bioskop Indonesia pada 14 Agustus 2025. Setelah beberapa hari penayangan, film yang diproduksi oleh Perfiki Kreasindo dan disutradarai oleh Endiarto dan Bintang Takari telah ditonton oleh sekitar 1500an orang.
Padahal sebelum penayangan, MERAH PUTIH: ONE FOR ALL digadang-gadang bakal menyaingi film anime DEMON SLAYER: INFINITY CASTLE yang juga tayang di waktu bersamaan. Hasilnya? Beda jauh dari ekspektasi! Karena di sisi lain, DEMON SLAYER sudah ditonton sekitar 1,2 juta orang.
Nah kalau jumlah penonton kalah telak, bagaimana dengan ratingnya? Well, simak selengkapnya di bawah ya..
Berita MERAH PUTIH: ONE FOR ALL lainnya di
Liputan6.com
.
Advertisement
1. Rating 1 dari 10 di IMDB
Nggak usah berharap keajaiban, karena secara rating, MERAH PUTIH: ONE FOR ALL juga mendapatkan rating IMDb yang sangat rendah, yaitu 1.0 dari 10. Di sisi lain, DEMON SLAYER: INFINITY CASTLE ratingnya mencapai 8.9 dan 10.
Total ada sekitar 81 review yang masuk untuk MERAH PUTIH: ONE FOR ALL. Dan seperti yang bisa ditebak, hampir semua reviewer memberikan kritikan pedas untuk film animasi tersebut.
"Kalau bisa kasih nilai 0, pasti kukasih tanpa ragu. Sejak trailernya dirilis udah bikin gak nyaman dan jauh dari memuaskan. Aku sangat kecewa karena film ini tidak memenuhi ekspektasi sama sekali dan merusak imej dari film animasi indonesia seperti JUMBO. Aku merasa waktu dan uangku terbuang sia-sia. Aku nggak bakal merekomendasikan ini kepada siapapun. Semoga review ini jadi warning buat semuanya agar kalian tidak ikutan kecewa juga. Jujur, rating 0 sangat pantas untuk mendeskripsikan pengalaman burukku," tulis salah satu reviewer.
(Nggak ada angin, nggak ada hujan. Tiba-tiba
Acha Septriasa dan Vicky Kharisma resmi cerai
!)
2. Kualitas yang Dipertanyakan
Still film MERAH PUTIH: ONE FOR ALL (Credit: Cinepolis Indonesia)
Sejak sebelum penayangan, MERAH PUTIH: ONE FOR ALL sudah menuai banyak kritik. Kualitas visual film ini dianggap sangat rendah, bahkan ada yang menyebutnya mirip animasi tahun 1980-an.
Banyak warganet yang menyindir kualitas animasi yang dianggap seadanya. Perbandingan dengan film animasi lain, seperti JUMBO, menunjukkan perbedaan yang mencolok dalam hal kualitas.
Plot cerita film ini juga tidak luput dari kritik. Banyak yang menilai alur cerita dan musik pengiringnya tidak konsisten dan mengganggu. Karakter dalam film disebut-sebut tidak memiliki jiwa, dan dialog yang ada terasa dipaksakan. Hal ini menambah daftar panjang kritik yang diterima film ini.
Advertisement
3. Dugaan Anggaran Produksi yang Luar Biasa
Ada dugaan jika MERAH PUTIH: ONE FOR ALL memiliki anggaran produksi sebesar Rp 6,7 miliar. Sementara itu, proses pengerjaannya hanya memakan waktu kurang dari sekitar 3 bulan saja.
Selain itu, muncul beberapa teori lain di mana film ini mengambil aset desain karakter hingga setting lokasi milik orang lain tanpa izin. Beberapa dialog karakternya juga memakai bantuan AI.
Apakah dugaan-dugaan di atas benar? Hanya tim produksi yang tahu. :)
4. Sinopsis Singkat
Still film MERAH PUTIH: ONE FOR ALL (Credit: Cinepolis Indonesia) MERAH PUTIH: ONE FOR ALL adalah film petualangan animasi yang menceritakan sekelompok anak dari berbagai latar belakang budaya yang bersatu untuk menemukan bendera pusaka yang hilang. Misi mereka adalah memastikan bendera berkibar pada upacara 17 Agustus.
Demi bisa mendapatkan bendera yang hilang itu, 8 anak yang jadi protagonis utama harus masuk ke hutan belantara yang dipenuhi hewan buas, menjelajah kuil kuno tak berpenghuni, menembus badai dan banyak rintangan lainnya.
Jangan ketinggalan baca yang ini juga!
(FOTO:
Nikita Mirzani teriak-teriak, nangis-nangis sampai lemas dan berakhir ambruk!
)
Berita Foto
+8
Pengisi Suara Film 'MERAH PUTIH ONE FOR ALL' Buka Suara: Saya Dibayar Per Jam
(kpl/gtr) Editor: