Deskripsi：Pemimpin Tentara Modao, Tian Anye, telah membela negara dan menjaga perbatasan, tak terhitung sudah berapa banyak musuh yang dibunuh. Namun karena terlibat dalam perebutan hak untuk mewarisi takhta di istana, tiga ratus saudaranya dalam pasukan Modao mati secara tragis dalam pembantaian di provinsi Liangcheng. Tian Anye merasa putus asa dan hidup mengasingkan diri di Kota Luoyang dengan menjual arang untuk mencari nafkah. Pada saat Kaisar baru akan naik takhta, Tian Anye sedang pergi ke kota untuk menjual arang. Secara tak sengaja, ia menyelamatkan seorang wanita dan bayi yang sedang diburu, tanpa tahu bahwa bayi itu adalah satu-satunya keturunan pangeran yang terbunuh. Garis keturunan langsung Raja Qi, Yi Feijun, mendengar berita itu dan segera datang. Tian Anye, yang telah memutuskan jalan sisa hidupnya, sekali lagi menimbulkan gelombang besar di Kota Luoyang.