Deskripsi：Di Daratan Xichuan, berbagai kekuatan menguasai wilayah sendiri-sendiri, perang berkecamuk di mana-mana. Dua keluarga besar, Zichuan dan Beizu, masing-masing mendominasi satu wilayah. Selain itu, dua keluarga besar lainnya, Liufeng dan Lin, selalu mengincar Zichuan. Ambisi Beizu semakin hari semakin besar, mereka melancarkan serangan ke Zichuan. Seorang komandan muda berbakat di keluarga Zichuan, Zichuan Xiu, bersama saudara angkatnya Dilin dan Siyilin, bergegas ke garis depan menuju Yuanzhou untuk melawan musuh dari luar. Beizu datang dengan kekuatan besar, tetapi Zichuan, karena perang bertahun-tahun, fondasinya telah rusak dan terpaksa melakukan perundingan damai, menyerahkan Yuanzhou untuk meredakan perang. Tak disangka, dalam perjalanan pulang, karena siasat adu domba dari Beizu, Xiu dicabut nama keluarganya oleh pemimpin Zichuan, Canxing, dan diusir keluar. Dalam keadaan terdesak, Xiu memimpin pasukan batalyon yang setia, mengembara ke Yuanzhou dan mendirikan organisasi sendiri. Ia juga membantu memulihkan mata pencaharian masyarakat setempat, melawan pemerintahan tirani Beizu, dan mendapatkan dukungan rakyat. Karena itu, Xiu mendapatkan julukan Raja Cahaya Yuanzhou. Meskipun telah lama mengembara, ia tidak pernah melupakan identitasnya. Ia akhirnya berhasil merebut kembali seluruh wilayah Yuanzhou. Sejak saat itu, berbagai suku di Yuanzhou sepenuhnya terbebas dari nasib diperbudak, mendapatkan kembali kebebasan dan kedamaian. Pada saat yang sama, kabar kemenangan sering tersebar di ibu kota kekaisaran: Raja Cahaya Zichuan Xiu telah mengalahkan Beizu dan merebut kembali Yuanzhou. Xiu akhirnya membersihkan namanya. Setelah melewati berbagai cobaan, pemuda yang periang dan bersemangat ini akhirnya menjadi seorang pemimpin legendaris yang peduli pada negara dan memiliki cinta kasih yang besar. Kisah keadilan, keberanian, dan tindakannya yang mengagumkan tersebar di seluruh Daratan Xichuan.